Saya mengaguminya, sangat. Entah
dari mana asalnya rasa kagum ini, sehingga kini semakin dalam berada dalam
kotak mimpi saya. Dia ingin saya tetap menyimpannya baik-baik. Benar begitukah?
Atau ini hanya dugaan seorang pengagum kemarin sore yang ingin menggapai
bintang padahal ia tahu benar seberapa tingginya untuk sekedar menunjuk bintang
yang dimaksud.
Ya, aku mengagumi ‘orang besar’.
Orang besar versi saya tentunya, tapi juga tidak menutup banyak kemungkinan
bukan saya saja yang terkungkung dalam rasa kagum ini. Oke, saya tidak
mengenalnya, melihatnya secara langsung saja tidak pernah, begitu pula
sebaliknya.
Lalu, tahukah mereka yang sering
menenertawai bahwa saya tidak ngawur. Saya serius ingin bertemu dengannya. Sangat
ingin. Bertemu langsung, melihat betapa jeniusnya dia, menatap setiap kata-kata
yang keluar dari mulutnya, focus setiap kali ia menyunggingkan senyum di sudut
bibirnya yang mampu membakar pesimisme siapa saja yang melihatnya.
Oh.. Alloh, izinkan suatu hari nanti
saya bercerita kepada anak-anak saya betapa dimasa muda saya, ketika menjadi
mahasiswa saya bertemu dengan sosok yang luar biasa ini. Dialah yang
membangunkan saya dari setumpuk rasa malas dan meminggirkan mimpi besar saya,
dia yang membuat saya sering bercermin untuk lebih sadar akan siapa diri saya
ini dan membuat saya sering tersentak ketika dia megingatkan sudahkah ada yang saya berikan untuk negeri ini.
Malam dini hari,
Sampaikanlah sedikit salam ini
untuknya.
Untuknya yang berada jauh di
sana.
Katakan juga padanya, saya tetap
yakin suatu saat nanti saya akan bebicara dan melihatnya langsung.
Malam dini hari,
Berikan kesempatan untuk saya
dapat mendengar seruan ‘Hidup Mahasiswa’ darinya.
Malam dini hari,
Izinkan saya untuk merindukannya.
Merindukan semangatnya,
keyakinannya dan semua tentangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar